Senin, 13 Mei 2013

Perbandingan Kenikmatan Surga dan Kenikmatan Dunia


Perbandingan Kenikmatan Surga dan Kenikmatan Dunia
Quantcast


Surga memiliki banyak kenikmatan. Kenikmatan-kenikmatan tersebut tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan yang ada di dunia. Berikut ini adalah perbedaan kenikmatan dunia dengan kenikmatan di surga beserta dalil-dalilnya:
1. Apa yang ada di dunia hanya sedikit, sangat berbeda jauh dengan apa yang ada di surga.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
{ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى }
(1)                Artinya: “Katakanlah: ‘Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.’!” (QS An-Nisa’ : 77)
Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan bahwa kesenangan dunia ini hanya sedikit saja. Buat apa kita mengejar yang sedikit ini dan melalaikan yang lebih baik nanti.
Disebutkan pula di dalam hadits berikut:
عن مُسْتَوْرِد يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: (( وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِى الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ – فِى الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ )).
(2)                Diriwayatkan dari Mustaurid radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah! Perbandingan dunia dengan akhirat adalah seperti seseorang dari kalian yang memasukkah satu jarinya ke laut, hendaknya dia melihat, seperti apa jari itu kembali.”[1] (Berapa banyak air yang berada di jarinya bila dibanding dengan air laut-pen)

Tidak terbayangkan bukan perbandingan tetesan air yang sedikit di satu jari kita dengan lautan yang sangat luas. Begitulah kenikmatan surga kita tidak bisa membandingkannya dengan kenikmatan dunia
2. Kenikmatan di surga tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan dunia
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan di dalam hadits-nya:
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- : (( مَوْضِعُ سَوْطٍ فِي الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا )).
(3)                Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d As-Sa’idi bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu tempat di surga yang sebesar cambuk lebih baik dari dunia dan seisinya.”[2]
Tidak bisa dibayangkan bukan berapa besar dan nikmatnya surga.
Di dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan:
عن أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- لَرَوْحَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ غَدْوَةٌ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا …وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلَأَتْهُ رِيحًا وَلَنَصِيفُهَا عَلَى رَأْسِهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
(4)                Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (beliau bersabda), “Pergi berjihad di jalan Allah lebih baik dari dunia dan seisinya. Seandainya ada seorang wanita penghuni surga mengintip penduduk bumi, niscaya akan menerangi antara keduanya dan akan terpenuhi dengan anginnya (yang harum). Kerudung yang ada di kepalanya lebih baik dari dunia dan seisinya.”[3]
Adakah wanita dunia yang seperti itu? Subhanahu wa ta’ala, sungguh lalai orang yang tidak mengharapkannya.
3. Surga tidak memiliki hal-hal yang jelek sebagaimana di dunia
Surga tidak memiliki hal-hal yang jelek. Ketika penduduk bumi makan atau minum, maka pasti akan mengeluarkan kotoran, air seni dan bau yang tidak sedap. Wanita di dunia mengalami haid dan juga melahirkan. Haid tersebut adalah kotoran yang dibuang oleh wanita, sedangkan di surga tidak akan didapatkan hal-hal seperti itu.
{ قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ }
(5)                Artinya: “Mereka mengatakan, ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (QS Al-Baqarah : 25)
Penduduk-penduduk surga tidak membuang kotoran-kotoran, mereka selalu bersih dan tidak pernah berbau tidak sedap. Begitu pula dengan khamr di surga, dia tidak memabukkan dan enak rasanya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
{ بَيْضَاءَ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ (46) لَا فِيهَا غَوْلٌ وَلَا هُمْ عَنْهَا يُنْزَفُونَ (47) }
(6)                Artinya: “(46)  (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. (47) Tidak ada dalam khamar itu sesuatu yang membuat pusing dan mereka tiada mabuk karenanya.” (QS Ash-Shaffat : 46-47)
Surga memiliki sungai-sungai yang airnya tidak berubah rasanya, sungai-sungai yang mengalirkan air susu yang tidak akan basi, sungai-sungai yang mengalirkan khamr yang sangat lezat dan sungai-sungai yang mengalirkan madu murni. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
{مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آَسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ}
(7)                Artinya: “(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada beubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rab mereka, sama dengan orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” (QS Muhammad : 15)
Penduduk surga memiliki hati yang suci dan bersih. Mereka tidak berbicara kecuali yang baik-baik saja. Mereka tidak mengerjakan perbuatan jelek sedikitpun.
{ لَا لَغْوٌ فِيهَا وَلَا تَأْثِيمٌ }
(8)                Artinya:  “Tidak ada kata-kata yang tidak berfaidah dan tiada pula perbuatan dosa.” (QS Ath-Thur: 23)
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman:
{ لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا تَأْثِيمًا (25) إِلَّا قِيلًا سَلَامًا سَلَامًا (26) }
(9)                Artinya: “(25) Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa. (26)  Akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.” (QS Al-Waqi’ah : 25-26)
Begitulah penduduk surga, jika mereka akan memasuki surga, maka mereka ditahan dulu sebelum memasukinya di sebuah jembatan antara surga dan neraka. Mereka akan dibersihkan dari segala bentuk dosa dan rasa dendam, sehingga tidaklah mereka masuk ke dalam surga kecuali hati mereka benar-benar bersih.  Mereka tidak akan menemukan lagi apa yang dinamakan kebencian, kedengkian, kemarahan dan sebagainya sebagaimana mereka dapatkan di dunia. Hati mereka hati yang satu yang selalu bertasbih kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana hadits berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: ((…لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ ، وَلاَ تَبَاغُضَ قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا.))
(10)            Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada perbedaan pendapat di antara mereka. Hati-hati mereka tidak saling membenci. Hati-hati mereka adalah hati yang satu. Mereka bertasbih kepada Allah di setiap pagi dan petang.” [4]
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
{ وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ }
(11)            Artinya: “Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS Al-Hijr : 47)
Mari kita bandingkan antara surga dan dunia, surga tidak memiliki hal-hal yang jelek, sementara di dunia kita harus menghadapi berbagai hal yang jelek. Mudah-mudahan kita diberi kesabaran oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk menghadapi semua ujian di dunia ini. Amin.
4. Kenikmatan dunia akan sirna sedangkan kenikmatan  surga akan terus kekal dan abadi
Allah subhanahu wa ta’ala telah mentakdirkan surga untuk menjadi sesuatu yang akan kekal abadi. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
{ مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ }
(12)            Artinya: “Apa yang di sisi kalian akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” (QS An-Nahl : 96)
Adapun perkataan sebagian orang yang menyatakan bahwa akhirat, surga dan neraka tidak kekal, maka itu adalah perkataan yang batil. Ayat yang penulis sebutkan menjadi dalil yang sangat jelas akan kebatilan mereka. Walaupun banyak sekali dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menunjukkan hal yang serupa.

aPAKAH SURGA BERTINGKAT-TINGKAT?

Surga bertingkat-tingkat. Penduduk surga akan menempati tingkatan-tingkatan yang sesuai dengan mereka. Sebagaimana mereka berbeda-beda ketika di dunia dalam beramal, maka di surga pun mereka berbeda-beda tingkatannya. Dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-:  (( مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَصَامَ رَمَضَانَ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ, جَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ جَلَسَ فِي أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيهَا)),
فَقَالُوا: ( يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُبَشِّرُ النَّاسَ؟ ) قَالَ: (( إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ, أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ, مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ, فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ, فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ ))
(13)            Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya mendirikan shalat dan berpuasa di bulan Ramadhan, maka Allah mewajibkan dirinya untuk memasukkan dia ke dalam surga, baik dia berjihad di jalan Allah atau hanya berdiam diri di tempat di mana dia dilahirkan.” Mereka (para sahabat) berkata, “Ya Rasulullah! Apakah kami boleh memberitahukan kabar gembira ini kepada manusia?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di surga ada seratus tingkatan. Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allah. Jarak antara dua tingkat adalah seperti jarak antara langit dan bumi. Apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus. Sesungguhnya dia berada di tengah-tengah surga dan (letaknya) paling tinggi di surga. Saya diperlihatkan bahwa ‘arsy-nya Allah berada di atasnya. Dari ‘arsy itu terpancar sungai-sungai surga.”[5]
Hadits di atas adalah dalil yang jelas bahwa surga itu bertingkat-tingkat dan kita dianjurkan untuk meminta surga yang paling tinggi, surga firdaus, kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Dalil yang lainnya:
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ أُمَّ حَارِثَةَ أَتَتْ رَسُولَ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَقَدْ هَلَكَ حَارِثَةُ يَوْمَ بَدْرٍ أَصَابَهُ غَرْبُ سَهْمٍ فَقَالَتْ: ( يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ عَلِمْتَ مَوْقِعَ حَارِثَةَ مِنْ قَلْبِي فَإِنْ كَانَ فِي الْجَنَّةِ لَمْ أَبْكِ عَلَيْهِ وَإِلَّا سَوْفَ تَرَى مَا أَصْنَعُ, فَقَالَ لَهَا: (( هَبِلْتِ أَجَنَّةٌ وَاحِدَةٌ هِيَ إِنَّهَا جِنَانٌ كَثِيرَةٌ وَإِنَّهُ فِي الْفِرْدَوْسِ الْأَعْلَى
(14)            Artinya: Diriwayatkan dari Anas radhiallahu ‘anhu bahwasanya Ummu Haritsah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam –Pada saat itu suaminya telah wafat di peperangan Badar karena terkena tusukan panah– Dia berkata, “Ya Rasulullah! Engkau telah mengetahui kedudukan Haritsah di dalam hatiku. Jika dia berada di surga, maka tidak akan menangis. Akan tetapi, jika tidak demikian, maka engkau akan melihat apa yang akan saya perbuat.” Beliau pun berkata kepadanya, “Engkau sedih? Apakah surga itu hanya satu saja? Sesungguhnya surga sangat banyak. Dan dia berada di surga Firdaus yang paling tinggi.”[6]
Dalil yang lain:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- عَنْ النَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ: (( إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ كَمَا يَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَابِرَ فِي الْأُفُقِ مِنْ الْمَشْرِقِ أَوْ الْمَغْرِبِ لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ ))
(15)            Artinya: Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya penduduk surga akan melihat penghuni-penghuni ruangan (yang mulia) di atas mereka, sebagaimana mereka melihat bintang kejora yang terang di ufuk timur atau barat, dikarenakan perbedaan keutamaan di antara mereka.”[7]
Mudah-mudahan kita bisa menempati ruangan-ruangan mulia yang tinggi itu. Amin.
(Dikutip dari buku ‘Bersama Sang Kekasih di Surga’. Penerbit Darussunnah. Karya penulis)

[1] HR Muslim no. 7376.
[2] HR Al-Bukhari no. 3250
[3] HR Al-Bukhari no. 2796
[4] HR Al-Bukhari no. 3245 dan Muslim no. 7330
[5] HR Al-Bukhari no. 2790
[6] HR Al-Bukhari no. 6567
[7] HR Al-Bukhari no. 3256 dan Muslim no. 7322

Tidak ada komentar:

Posting Komentar